-->
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM101

'Berburu' akomodasi (sementara dan tetap) di Sydney, Australia

Senin, 26 Februari 2018
Salam!
Mencari akomodasi permanen adalah hal tersulit yang saya alami dalam proses adaptasi di Sydney. Berbanding terbalik dengan hal makanan yang menurut saya tidak ada kesulitan sama sekali. Sangat mudah mencari rumah makan, toko bumbu2 dan bahan makanan khas Indonesia di Sydney, bahkan beberapa pemilik toko sekitar kampus UNSW adalah orang Indonesia. Bahkan berkomunikasi di toko pun masih menggunakan bahasa Indonesia, sampai kadang kaget ketika kasir di supermarket menyapa kita dengan bahasa Indonesia (hehehe...serasa masih di Indonesia). 
Mencari akomodasi untuk mahasiswa di Sydney
Seperti telah disebutkan diawal, kali ini saya akan berbagi cerita "menantang" selama saya disini, yaitu mencari (berburu) akomodasi tetap di Sydney. Pengalaman saya ini mudah2an memberi gambaran bagi teman2 yang berniat atau mungkin segera akan pergi ke Sydney untuk studi lanjut. Oh ya, cerita ini didasarkan pada pengalaman saya ya...besar kemungkinan akan berbeda kondisinya pada setiap orang, jadi mohon gunakan info ini dengan bijak 😉.

a. Akomodasi Sementara
Ketika mendapatkan kabar diterima di UNSW, saya segera mencari informasi akomodasi sementara lewat teman-teman yg sudah lebih dahulu berada di Sydney. Lokasi kampus yg berada di Kensington membuat saya mencari akomodasi sementara yang tidak jauh dengan kampus. Bagi saya, akomodasi sementara yang ideal adalah dekat (terjangkau jalan kaki atau naik sepeda) dengan kampus, karena paling tidak selama satu atau dua minggu ke depan kita akan beradaptasi dengan kondisi baru. Mulai dari transportasi, keadaan sekitar kampus, termasuk supermarket, toko, atau tempat penting lainnya. Di grup WA (mahasiswa/i Indonesia yg studi di UNSW), banyak sekali informasi2 penawaran akomodasi sementara. Tidak hanya karena tempatnya memang kosong, tapi juga banyak teman2 yg sedang libur semester akan menyewakan sementara kamarnya, sehingga bisa dibilang kita tinggal pilih tempat yang sesuai budget saja.
Saat itu saya memilih untuk tinggal di daerah Kensington, tepatnya di Grosvenor Street, kira-kira 10 menit berjalan kaki dari rumah menuju main gate kampus. Saya tinggal di salah satu kamar (yang memang kosong karena ybs pindah) dari total 3 kamar yang ada di apartemen tersebut. Kebetulan adik-adik (karena semua nya jauuhh lebih muda dari saya...😂) yg tinggal disitu adalah mahasiswi UNSW yang baru saja lulus. Jadi, saya beruntuung sekali bisa dapat banyak info plus tour guide gratis di minggu pertama saya sampai di Sydney...hehehe. Senangnya diajak jalan-jalan dan diinfokan tempat-tempat penting sekitar kampus, misalnya: toko bahan makanan, restoran halal, kampus dan sekitarnya, dll. Pada waktu itu saya menyewa 2 minggu untuk akomodasi sementara dengan harapan bisa mendapatkan akomodasi tetap selanjutnya.

b. Akomodasi Permanen (Tetap)
Di sini tantangannya! Untuk soal ini, saya menyerap informasi sebanyak2nya dari WA grup, dari teman2, dari temannya teman, dari pacarnya teman (eeh...), dan tentu saja dari website. Karena keluarga kecil saya berencana untuk menyusul ke Sydney, jadi memang saya mencari studio/unit/apartemen yang bisa ditempati untuk kami bertiga. Kalau soal harga, relatif ya...apalagi Sydney memang dikenal sebagai salah satu kota dengan biaya hidup tertinggi. Tapi secara umum dapat saya simpulkan bahwa semakin dekat ke kampus, akan semakin mahal harga sewanya. Contoh: di sekitar kampus kensington, harga sewa studio/unit dengan 1 kamar tidur adalah mulai dari 390-400AUD (atau lebih) per minggu nya. Yup...per minggu! kalau beruntung, maka harga tersebut sudah termasuk tagihan (listrik, internet, dll). Tapi kalau tidak, ya akan lebih lagi jumlahnya yang harus dibayar. Sedangkan kalo lokasi nya jauh dari kampus, sewa nya akan lebih murah. Tapi ingat, akan ada biaya transportasi yang harus kita keluarkan, jadi hitung lagi baik2 yaa..Beberapa properti juga sudah ada yg furnished, jadi ibaratnya tinggal bawa koper saja dan gak pusing mikir beli kasur, kulkas, meja, dll.

Saat itu ada tiga hal yang menjadi pertimbangan saya dalam memilih akomodasi: lokasi dekat kampus (terjangkau jalan kaki), lokasi dekat dengan sekolah anak (anak saya usia sekolah), dan harga sewa. Saya menetapkan budget maksimum untuk sewa dari total beasiswa yang saya dapatkan. Dengan pertimbangan tersebut, saya mendapatkan informasi dari website penyewaan rumah di Australia. Jadi di Sydney, kebanyakan pemilik rumah akan menyerahkan pengurusan administrasi, sewa, dll properti yang mereka miliki kepada agen. Selanjutnya, agen akan memasang iklan melalui website seperti domain.com.au, realestate.com.au, atau website sejenis. Pengalaman saya, informasi yang ada di website2 tersebut tidak akan jauh berbeda. Contoh: rumah A ada iklannya di website domain, dan ada juga iklannya di website realestate. Berikut ini beberapa langkah proses nya,
  • Inspeksi: Setelah kita mencari informasi di website, maka kita akan melihat jadwal inspeksi. Ada yang sudah terjadwal, ada juga yang harus menghubungi agen dulu untuk membuat janji. Pada inspeksi itulah kita dapat lihat secara langsung kondisi rumah yang kita taksir, sekaligus bertemu langsung dengan agen. Pada minggu pertama saya sampai di Sydney, berbekal google map di hp, hampir setiap hari saya melakukan inspeksi. Pengalaman saya setiap inspeksi, selalu saja ada orang lain yang juga punya tujuan sama dengan kita. Istilahnya 'saingan' kita lah...hehehe. Malahan saya pernah mengalami dimana inspeksi hampir sama dengan kelompok turis yg jalan2 (karena banyaknya orang yang berminat). Di sini juga kita belajar untuk 'gerak cepat', artinya kalau memang kondisi rumah baik dan kita jatuh hati pada rumah tersebut, maka cepatlah untuk mengisi aplikasi, lengkapi syarat2nya dan langsung di submit setelah inspeksi.
  • Aplikasi: Dari beberapa aplikasi yang saya ajukan, total ada 3 aplikasi saya di tolak. Dengan alasan aplikasi tidak begitu kuat meyakinkan (udah kayak nyari kerja deh ya...😅). Informasi penolakan bisa diketahui dari email ataupun sms. Kecewa juga sih...tapi mau gimana lagi, nama nya juga usaha. Untuk menyewa rumah, ada dokumen2 yang disyaratkan, seperti paspor, ijin mengemudi, pernyataan bank, track record penyewaan, tagihan2 sebelumnya, dan lain-lain. Semakin lengkap dokumen kita, maka semakin kuatlah aplikasi kita. Dalam pandangan saya, disinilah 'kelemahan' dari orang yang baru datang seperti saya - belum ada track record penyewaan sebelumnya. Artinya, agen tidak memiliki informasi apapun tentang perilaku kita menyewa properti sebelumnya.  Jadi, dokumen yang diajukan memang yang 'standar' saja seperti paspor, visa, pernyataan bank, surat sponsor dari pemberi beasiswa, dan saya tambah dengan surat dari supervisor saya! Dokumen terakhir adalah inisiatif saya saja agar agen yakin bahwa saya memang butuh dan serius untuk menyewa rumah tersebut. Saya gak tahu apakah dokumen tersebut mempengaruhi atau tidak, tapi berbekal surat tersebut, beberapa aplikasi saya diterima! 😄 Alhamdulillah, saya mendapatkan akomodasi permanen di hari ke-10 saya sampai di Sydney.
  • Kontrak dan pembayaran: Setelah aplikasi dinyatakan diterima, kita akan janjian ketemu dengan agen untuk pembayaran bond (jaminan), tanda tangan kontrak, serah terima kunci, dll. Bond (jaminan) dibayarkan dengan jumlah 1 bulan sewa (nantinya bond ini disetorkan ke negara), sedangkan untuk sewa tergantung dengan masing2 agen; ada yg 2 minggu bayar dimuka, ada juga yg 1 bulan bayar dimuka. Bond akan digunakan apabila memang ada hal2 yang harus diperbaiki/diganti karena kerusakan yang kita buat di akhir masa sewa. Oh ya, baca baik2 kontraknya ya...karena pasti akan ada hal2 tertentu yang kurang jelas dan harus kita tanyakan. Kalau sudah jelas, maka kita akan tanda tangan di setiap halaman kontrak, plus tanda tangan bersama dengan agen. Kondisi rumah juga sudah dibersihkan secara professional, jadi gak repot bebenah pas pindah...dan kita juga akan diberikan 'condition report' yang menggambarkan kondisi rumah tersebut (dari inspeksi agen). Kalau ada hal-hal dalam report tersebut yang kita kurang setuju, kita bisa berikan catatan kepada agen untuk segera diperbaiki atau diganti. Contoh: pada saat saya masuk, ternyata shower kamar mandi bocor (padahal di report tertulis oke), dan segera saya infokan hal tersebut ke agen untuk diganti.
  • Pindah dan berbenah: Karena studio yg saya sewa ini sudah furnished, jadi memang saya gak begitu repot beli2 barang. Paling beli barang2 'printilan' kayak bantal, selimut, dan peralatan makan. Saya memang harus proses pasang internet sendiri karena kebetulan penghuni sebelumnya bukan mahasiswa, jadi tidak ada internet sebelumnya. Tapi secara umum, tidak ada halangan berarti untuk mengurus hal2 tersebut.
Tips dalam mencari akomodasi permanen:
1. Cari informasi sebanyak-banyaknya, dari mana pun, tapi hati-hati penipuan yaa...jangan bayar apa2 dulu kalau belum cek sendiri kondisi rumahnya. Kalau beruntung, teman-teman bisa dapat take-over dari mahasiswa/orang Indonesia sebelumnya.. :)
2. Gerak cepat alias jemput bola: Gak ada yang bakal nungguin kita nanya, jadi inisiatif sendiri ya.
3. Realistis: Di Indonesia mungkin rumah kita besar, luas, lengkap dengan halaman belakang. Kalau mau yg nyari kayak gitu di sini, banyak sih...tapi harganya itu selangit! 😂. Jadi realistis dengan budget yang kita punya, jangan sampe tidak makan gara-gara bayar sewa rumah tiap minggu.
4. Coba juga cari akomodasi lewat agen properti yang punya cabang untuk mengurus student. Biasanya mereka punya banyak rekomendasi properti yang sesuai dengan budget mahasiswa. Ada properti yang bisa share dengan sesama mahasiswa lain, ada juga yang private (sendiri). Bahkan pengalaman teman, dari agen yang satu akan dihubungkan ke agen yang biasa mengurus mahasiswa internasional dan akhirnya dapat properti yg sesuai dengan kantong mahasiswa.

Itulah pengalaman saya 'berburu' akomodasi di Sydney, semoga bermanfaat yaa! Kalau ada yang mau ditanyakan, silakan tinggalkan comment, Insha allah secepatnya akan saya balas.. 😁.


Share This :
avatar
Sub

Hai mba terimakasih sudah sharing pengalamanya, kalo ngak keberatan bolah ngak mba di rangkum awal daftar, tanggal dan proses pendaftaran kuliahnya, saya kebetulan Pns jadi masih bingung permasalahn ijin dll kalo ngak keberatan boleh di email mba, subandi.an@gmail.com
Terima kasih mba, salam kenal juga

Senin, April 02, 2018
avatar
Amelia

Hi mas subandi,
Untuk beasiswanya, ditujukan untuk intake 1 tahun mendatang. Contoh, beasiswa tahun ini (2018) dan jika lolos, direncakan berangkat di 2019. Saya pikir untuk ijin sudah harus dibicarakan dengan pimpinan sedari awal juga mas, karena di form aplikasi juga tersedia kolom persetujuan pimpinan. Dan itu wajib untuk pns ya mas...Sehingga ketika mas subandi mengikuti seleksi beasiswa ini, pimpinan terkait sudah tahu. Demikian, mudah2an dapat membantu.

Selasa, April 03, 2018
avatar

Salam kenal mba Amelia,
Saya AAS awardee, rencana pngen ambil PhD di Sydney awal tahun depan. Ada info gk mba trkait biaya akomodasi di sekitaran USyd? Kira2 suburb apa ya yg recommended dan favorit bgi mahasiswa Indo? Terima kasih sebelumnya.

Selasa, Oktober 16, 2018
avatar
Amelia

Salam kenal juga mas chairul adi,

Selamat yaa..semoga lancar2 semua urusannya. Kalau untuk Usyd, terus terang saya kurang tahu juga nih mas..tapi yg pasti, umumnya favorit mahasiswa tetap di sekitaran kampus lah ya mas..hehehe..
Sekedar untuk gambaran, di sekitar kampus unsw itu untuk tipe studio (1 kamar) sekitar 400 per week, kalau kamar (saja) sekitar 200-300 per week nya (tergantung kondisi rumah, dll). Menurut saya, biaya akomodasi di Sydney memang sangat tinggi. Demikian, mudah2an membantu ya mas Chairul Adi.

Rabu, Oktober 17, 2018
avatar

hai mba, boleh diinfokan kah anaknya usia berapa? lalu biaya sekolahnya berapa? ditanggung sponsor beasiswa atau bayar sendiri? terima kasih mba

Selasa, Desember 07, 2021
avatar
Amelia

Hi juga Mba,
Usia anakku pada saat ke Ausie adalah 8 tahun, kebetulan biaya sekolah digratiskan karena aku mendapat beasiswa AAS. Tapi setahuku, biaya sekolah anak usia SD (public school) sekitar $8-10K per year. Demikian, mudah2an dapat membantu!

Rabu, Desember 08, 2021
avatar

Halo mba..
Dengan biaya akomodasi 400aud per week dibandingkan dengan livong allowance 2300aud dari AAS (bener ya?) Sisanya masih cukup untuk sehari²? Atau suami ada penghasilan sendiri?

Minggu, Januari 28, 2024
avatar
Amelia

Halo jugaa..
Sepengalaman saya, cukup, tapi memang agak ketat. Pengaturan pengeluaran juga harus benar2 agak jumlah tidak melebihi yang direncanakan. Kalau ingin agak "longgar", tentunya bisa menambah pendapatan, contohnya adalah pasangan bisa bekerja (karena memang diperbolehkan juga kan..). Selain menambah pemasukan, keluarga juga mungkin bisa menabung untuk bekal saat kembali selepas studi nanti.

FYI, saat ini living allowance yang diberikan dari AAS sudah meningkat jumlahnya. Tapi tentunya ini juga seiring dengan biaya hidup yang meningkat di Ausie.

semoga dapat membantu, terima kasih.

Selasa, Januari 30, 2024